Sekelumit Hikmah dan Pesan Sufi (3)


Seorang sufi ditanya: "Bagaimana aku mensyukuri kedua mataku." Sang sufi menjawab: "Jika engkau melihat kebaikan, engkau sebarluaskan dan bila melihat keburukan, engkau tutupi dan rahasiakan." Lalu si penanya bertanya lagi: "Bagaimana aku mensyukuri kedua telingaku?" Sang sufi menjawab: "Jika engkau mendengar yang baik, engkau camkan dan pelihara, dan bila itu buruk, engkau tinggalkan dan lupakan.

Siapa yang memperhatikan aib dan kekurangannya, dia tidak akan melihat aib dan kekurangan orang, siapa yang melupakan dosa dan kesalahannya, dia akan memperbesar dosa dan kesalahan orang lain, siapa yang puas dengan apa yang dianugerahkan Allah kepadanya (setelah usaha halal maksimal), dia tidak akan pernah sedih dari apa yang tidak diperolehnya, siapa yang menghunus pedang untuk mencederai orang lain secara aniaya, maka pedang serupa membunuhnya. Siapa yang menggali lubang untuk menjerumuskan saudaranya, maka dia akan terjerumus ke dalamnya. Siapa yang merasa pendapatnya saja yang benar, dia akan tersesat, siapa yang angkuh menghadapi manusia, dia akan menjadi hina, siapa yang masuk ke tempat buruk, akan menjadi tersangka, dan siapa yang bergaul dengan cendekia, akan ikut terhormat.

Ada tiga macam tangan, yaitu putih, hijau dan hitam. Yang putih adalah yang memulai mengulurkan tangan (memberi bantuan maupun meminta maaf). Yang hijau adalah yang menerima uluran tangan dan membalas kebaikan dengan kebaikan. Sedang yang hitam adalah yang menyebut-nyebut kebaikan yang dipersembahkannya.

Sungguh yang berakal memerlukan dua cermin. Yang pertama digunakannya untuk melihat kelemahan dan kekurangannya, agar dia memperbaiki diri semampu mungkin, sedang cermin kedua, digunakannya untuk melihat keistimewaan orang lain, agar dia meneladaninya sekuat mungkin.

Anggap sedikitlah yang banyak engkau beri, dan anggap banyaklah yang sedikit engkau terima. kesenangan hati seseorang yang baik itu dengan pemberiannya, dan kesenangan seseorang yang bejat itu dengan yang diterimanya. Janganlah menjadikan seorang yang kikir sebagai pembantumu, jangan juga seorang pembohong sebagai kepercayaanmu, karena tiada bantuan dengan kekikiran, dan tiada amanah bagi pembohong.

Siapa yang berlapang dada, maka dia telah memelihara kehormatannya; siapa yang terbuka tangannya, maka terpuji namanya; siapa yang mengelola hartanya, maka sedikit kebutuhannya; siapa yang memikul kesulitan, banyak kebajikannya; siapa yang menahan amarahnya, tersebar toleransinya; siapa yang memaafkan orang lain, menumpuk kebaikannya; dan siapa yang bertakwa, Allah melindungi dan mencukupinya.


M. Quraish Shihab. "Logika Agama". 2005.

No comments:

Post a Comment