Matinya Perempuan

Ah, perempuan… kapan dirimu bisa keluar dari kungkungan patriarkal. Zaman sudah maju begini pun masih juga perempuan tidak diberi keleluasaan. Padahal kondisi sudah tidak sama lagi dengan kondisi kekhalifahan Umar (yang pada masanya ia getol untuk menyingkirkan perempuan dari wilayah publik, dan berhasil menempatkan hijab (pembatasan) antara jamaah laki-laki-perempuan, menempatkan perempuan pada posisi paling belakang pada shaff sholat dan melarang perempuan untuk menjadi imam sholat berjamaah). Dan sekarang juga bukan puluhan abad yang lalu dimana perang Uhud berlangsung dan menyebabkan laki-laki berleluasa untuk mempunyai istri sebanyak apapun. Atau juga bukan masa dimana nabi hidup sehingga budaya purdah tetap dipertahankan.
Padahal aturan hidup kita (Al-Quran) jelas-jelas memberikan keleluasaan sama dirimu perempuan. Al-Quran hanya menjelaskan aturan hijab untuk menutup bagian tubuh yang tidak layak untuk dipertontonkan dan tidak mewajibkan menutup sesuatu yang biasa tampak. Al-Quran juga menegaskan kalau tidak mungkin suami bisa berlaku adil, sehingga disarankan bahwa mereka hanya boleh beristri satu.
Tapi dirimu perempuan tetap saja tidak bebas bersuara membela hak-hak hidupmu. Mau dipoligami adalah kebodohan, karena hakmu diinjak-injak. Dibatasi dengan purdah adalah juga pemarginalan, karena dirimu takkan bisa menunjukkan kecantikan. Dan dirimu perempuan bukanlah pemuas untuk mereka para lelaki, hingga dirimu rela menepis perasaan ketidaknyamanan ketika suamimu meminta kesetiaanmu padanya di atas ranjang.
Sampai kapan dirimu perempuan terkungkung dalam dunia yang tidak menganggap keberadaan dan memberikan keberpihakan pada eksistensimu, perempuan. Dirimu sendirilah yang harus berjuang menuntut hak keberadaan dan penghargaan sosial. Karena tidak akan datang seorang pahlawan pun dari mereka yang mau merelakan jiwanya untuk memperjuangkan hak-hak hidup atas dirimu. Come on girl, speak up for liberty and egality!


(Diriku tersadar hari ini karena tulisanmu. Apresiasiku yang sebesar-besarnya padamu Mr Engineer, semoga itu adalah inspirasi yang tetap memberikan spirit untukku dalam mensuarakan kebebasan kami)