Tepat Tiga Bulan Dan Dua Tahun Yang Lalu


"Maaf sobat, untuk yang satu itu aku tak bisa memenuhi"
Aku teringat dengan kata-kata yang terucap tiga bulan yang lalu
Saat kau menanyakan kepastian posisimu di hatiku


Dua tahun ini kau selalu ada di sampingku
Menemaniku di saat-saat yang sulit
Menyisihkan banyak waktu tuk sekedar mendengarkan curahan galauku
Mendahulukan keinginanku walau kau harus mengenyampingkan kepentinganmu
Kadang kau berada di tepian di saat aku butuh sandaran
Dan semuanya membawa ketentraman
Karena kurasa kau memberi ketulusan hati seorang teman

Dengan selalu mengucap syukur aku menyanjungmu di hatiku
Tak ada yang bisa menandingi kesabaran dan kebaikanmu
Mungkin kau tahu itu
Kau adalah berkah tiada tara untukku
Keberadaanmu mendahului waktu
Sebelum kesusahan mendatangiku
Kau sudah mengusirnya jauh-jauh


Hari itu aku memandang wajahmu dengan kesadaran
Ternyata ada sketsa yang penuh harap di sana
Yang dengannya kau menjalani hari-harimu
Dengan asa yang sudah tergantung di ubun-ubun
Yang jika tak segera kau keluarkan
Akan menjadikan kegilaan di malam-malammu


Dan tiga bulan yang lalu kita bertemu
Kau ingin memastikan kembali posisimu di hatiku
Tapi ku tak bisa berucap banyak
Kata-kataku yang sedikit terasa sudah sangat menyakitkan untukmu
Jika aku ada di posisimu mungkin aku akan meluapkan kesakitan di muka wajahku
Tapi kau hanya duduk terdiam dengan mata berkaca-kaca
Yang sungguh aku tak mampu menatapnya
Kesakitan itu terpancar jelas pada wajah
Usahamu untuk menutupinya dengan senyuman terasa sia-sia

Pertemuan kita diakhiri dengan kata-katamu yang begitu sendu
Tapi sedikit pedas terdengar di telingaku
Aku hanya mampu menunduk dengan sesekali berkata
Dan lagi-lagi, aku hanya mampu mengucap satu kata
"Maaf…"
Mungkin sudah ratusan kali kau dengar di telinga

Binjai, 26/10/09 23:42 WIB
Untuk seseorang yang sesaat tadi mengingatkanku tentang cerita tiga bulan dan dua tahun yang lalu
Terima kasih untuk semua kebaikanmu
Semoga suatu hari aku mampu melunasinya

No comments:

Post a Comment