Mencoba Mengglai Kembali Part 2


What's the meaning of life? Kalau aku menanyakan hal itu padamu teman, apa yang akan engkau jawab? Apakah engkau akan menjawab sama dengan apa yang akan kukatakan, aneh, aneh sekali! (mungkin kata-kata ini akan keluar saat sakaratul maut tiba). Walaupun mungkin kau tak merasa heran dengan pertanyaan: dari mana saya, mau kemana, dan untuk kebaikan siapa adanya saya, apa gunanya hidup dengan begitu banyaknya kesusahan, tapi saat engkau meninggalkan dunia ini tidak lebih kata yang keluar dari mulutmu mungkin adalah 'aneh, aneh', mengingat dengan apa yang sudah di masa mana kau masih bugar.

Bukankah kita lahir dari kegelapan, dalam kandungan seorang perempuan. Hadir ke atas dunia tuk menikmati cahaya matahari, kemudian meninggalkan dunia ini dan kembali ke dalam kegelapan kuburan. Yang datang dari kegelapan mungkin tak kan heran dengan adanya cahaya. Tapi hidupmu dan hidupku bukan bermula dari yang terang dan tidak pula berakhir pada yang terang. Hidupmu dan hidupku melalui proses perubahan antara gelap dan terang. Maka apakah kita tidak mau bertanya tentang arti, makna dan maksud dari sandiwara yang disebut hidup.

Dan seperti kau dan aku lakonkan sendiri, kebanyakan dari kita sibuk mencari nafkah dan memuaskan nafsu hingga kita tersesat dalam lukisan, tidak pernah melihat bahwa lukisan punya bingkat dan tergantung dalam kamar yang penuh misteri. Ya... "Marilah kita menikmati hidup; sekarang kita masih ada, besok kita telah mati". Ini falsafah yang cukup murah, tapi tersebar. Mungkin orang-orang tidak memikirkan tentang hidup dan alam, karena mereka tidak punya bakat untuk berpikir abstrak dan metafisis.

Kalau si Ahmad sedang jatuh cinta dengan si Mila, yang tiap malam menghabiskan waktunya dengan memandang taburan bintang yang menghiasi langit, kira-kira si Ahmad bertanya tidak, ada apa di belakang langit itu? Dan, apakah si Mila tidak akan mengeluh dan berkata bahwa di belakang langit itu ada surga. Tapi kalau si Ahmad dan si Mila sudah dewasa dan harus bekerja, tidak akan ada waktu lagi untuk berpikir tentang kita darimana, kita kemana, dan what's the meaning of life? Nanti kalau badan si Ahmad kaku, baru mungkin mulai bertanya bagaimana arti dari perjalanan hidupnya yang gila itu.

Pikiran yang aneh ini bukan cuma milik orang Barat, dan bukan karena orang Timur yang punya pemikiran berbeda. Tetapi kita memikirkannya sebagai manusia, sebagai laki-laki, sebagai perempuan, sebagai muslim, sebagai katolik, sebagai kristen, sebagai hindu, sebagai budha, mungkin juga sebagai ateis.

Lalu, kapan engkau harus mencari penyelesaian dari cerita yang disebut hidupmu?

to be continue

No comments:

Post a Comment