Tak Perlu Menunggu Bulan

Tidak lagi terhitung memikirkanmuKarena setiap detik menyisakan sendirikuMaka kenangan bersamamu membawaku pada laraMeski tanpa airmata tapi hatiku meninggalkan lubang yang isinya nestapaAku melukis wajahmu dalam khayalan tanpa cumbuAku tisik ceritamu dalan rajutan kain sisa hidupkuAku menyalakanmu dalam tungku sepi yang berkobar-kobar  tidak keruanAku mencintaimu dengan cinta yang tidak lagi mampu kuberi  judulHanya perlu menginjak bumi ketika aku merinduKarena bulan tidak selamanya tampak di malam hariEntah karena awan yang tidak menginginkan kita bersamaAtau karena gelap yang memang tidak mampu kita patahkanPelangi yang kau titipkan padaku masih tersimpan rapat dalam sakuSesekali kulihat saat aku merapuhBukan karena indah warna-warninya yang semerbakTapi karena ikhlas dan tulus yang kau torehkan kala merapikannyaAku mencintaimu entah sampai kapanKarena ceritaku sangat tidak mampu aku kembangkanAku mencintaimu meski tak memilikimuKarena dengan mencintaimu aku merasakan kebahagiaanWalau tak sempurnaWalau tidak seperti surga duniaTapi aku yakin dengan yakin yang aku punyaDi sana kaupun merinduRindu yang sama seperti milikkuRindu yang dengan mimpi kita bertemuTak perlu menunggu bulan untuk mencintaimu dengan seluruhkuKarena bumi pun masih selalu memberikan kekuatan pada hatikuUntuk mencintaimuUntuk menantikanmu

by: Rizal Rais