Zaman Emansipasi

Katanya sekarang zaman emansipasi
Derajat perempuan sama dengan laki-laki
Perempuan bebas berekspresi
Sebebas yang dilakukan lelaki

Katanya sekarang zaman emansipasi
Perempuan boleh ada di setiap lini
Perempuan bisa bekerja seperti lelaki
Mengeksplorasi kemampuan diri

Dahsyat benar emansipasi
Perempuan jadi budak teknokrasi
Penghambaan duniawi
Yang membelenggu jati diri

Bulshit dengan emansipasi
Pengkambinghitaman yang mengebiri
Sabotase harga diri
Hak azasi pun dicuri

Inilah zaman emansipasi
Hati nurani diperjual beli

OcTob3r Is Br3aST CaNceR AwaR3n3sS MonTh...


Kanker payudara merupakan penyebab kematian terbesar kedua pada perempuan-perempuan Indonesia!


WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa kanker merupakan problem kesehatan yang sangat serius karena jumlah penderita meningkat sekitar 20% per tahun.


• Di Amerika Serikat 180.000 kasus baru per tahun

• Di Netherlands 91 kasus baru setiap 100.000 penduduk

• Di Indonesia sendiri, diperkirakan 10 dari 100.000 penduduk terkena penyakit kanker payudara.



CEGAH PENYAKIT KANKER PAYUDARA!!!


Caranya... with knowing your body, deteksi sejak dini!


Gejala-gejala:


a.Benjolan yang tidak hilang atau permanen, biasanya tidak sakit dan terasa keras bila disentuh atau penebalan pada kulit payudara atau di sekitar ketiak.
b.Perubahan ukuran atau bentuk payudara.
Kerutan pada kulit payudara.
Keluarnya cairan dari payudara, umumnya berupa darah.
Pembengkakan atau adanya tarikan pada puting susu.


Yang Beresiko Terkena Kanker Payudara:

Perempuan yang bertambah usia

Mempunyai riwayat keluarga (ibu, saudara) yang mengidap kanker payudara

Riwayat medis personalPerempuan dengan riwayat kanker payudara di salah satu dadanya memiliki risiko 3 sampai 4 kali lebih tinggi terkena kanker payudara di dada lainnya. Perempuan dengan benjolan di payudara atau yang didiagnosis LCIS (lobular carcinoma in situ) juga berisiko tinggi terkena kanker payudara.Dense breastKeadaan dense breast merupakan hal yang normal pada perempuan muda. Pada perempuang dengan usia yang lebih tua dense breast merupakan cermin adanya stimulasi hormonal pada payudara dan meningkatkan risiko terkena kanker payudara.Pernah melakukan terapi radiasi di wilayah dadaKeturunan KaukasiaMenstruasi awal (sebelum usia 12 tahun)Menopause terlambat (sesudah 50 tahun)Tidak punya anak, atau memiliki anak setelah usia 30 tahun Terjadi mutasi genetis yang meningkatkan risiko. Mutasi genetis untuk kanker payudara menjadi topik hangat penelitian akhir-akhir ini. 3 sampai 10% dari kanker payudara mungkin berhubungan dengan perubahan pada gen BRCA1 atau gen BRCA2. Perempuan dapat mewarisi perubahan ini dari orang tua.


Siang hari, di gubuk bawah pohon rambutan galangan sawah belakang rumah.
Waktu yang tepat untuk berleha, menikmati hidup…

Sejauh pandang menatap hamparan hijau padi yang luas. Angin sepoi semilir. Langit biru berias dengan eloknya putih-putih awan. Ada beberapa burung gereja terbang beriringan. Sesekali mendarat di hadapan, seakan hendak berbagi cerita akan keriangan mereka hari ini. Kicauannya turut pula melengkapi suasana siang yang khidmat.

Takjub….
Ya… Itu yang pertama kali terasa. Sungguh Agung Sang Pencipta. Segala yang diciptakannya benar-benar sempurna. Serasi dan seimbang dalam setiap kadarnya. Pernahkah kita berfikir? Seperti ini misalnya, mengapa langit di siang hari berwarna biru? Secara ilimiah, jawabannya berkaitan dengan dengan gelombang warna dan cahaya matahari. Tapi, jauh lagi manusia boleh bertanya, kenapa Tuhan tidak membuat warna langit siang hari hijau saja atau kuning saja. Hijau kan cantik. Juga sejuk untuk mata. Kuning pun cantik. Tampak ceria.

Kenapa ya…? Kenapa Tuhan menjadikan warna langit siang hari biru? Kata Si Om (Heidegger, guys!) jika kita ingin dapat memaknai hidup, kita harus menganggap segala sesuatunya sebagai fenomenon, sesuatu yang baru, sesuatu yang belum dikenal, dan kita pasti mempertanyakan sesuatu itu. Dari situlah manusia tidak akan berhenti berfikir. Karena, sejauh manusia berfikir atau tidak membiarkan ketiadaan berfikir melanda diri, ia akan kembali merenungkan kondisi kemanusiaannya. Kenapa ia hidup, untuk apa ia hidup dan bagaimana ia menjalani hidup.